orang udik
Jumat, 09 Maret 2012 - - 0 Comments
Tukiman yang asli madura, sedang berlibur ke Jakarta.
Dia ingin keliling Jakarta dengan naik metro mini.
Ia pun duduk dengan sebisa mungkin menyesuaikan diri agar tidak tampak sebagai orang asing yang baru tahu Jakarta.
Diam-diam ia mengamati segala apa pun yang terjadi, termasuk tingkah laku kernet dan penumpang-penumpang bus.
Saat si kernet menyodorkan tangannya ke penumpang sebelahnya sambil menggemerincingkan beberapa uang logam ∂ί tangannya.
Tanpa berucap kernet itu langsung diberi uang oleh si penumpang Rp3000,00.
Lalu ketika si kernet itu melakukan hal yang sama kepada Tukiman, maka Tukiman pun ikut memberikan uang Rp3000,00 juga.
Tak lama kemudian si kernet bilang, “Dirman…Dirman…Dirman…” (tanda dia memberitahu bahwa bus telah sampai ∂ί Jln. Sudirman.
Lalu seorang penumpang lelaki bilang, “Kiri…!” Dan turunlah penumpang tersebut.
Selang berapa lama kernet bilang, “Kartini…Kartini…Kartini…”
Seorang cewek muda bilang, “Kiri…!” lalu cewek tersebut pun turun.
Béberapa lama kernet itu bilang lagi, “Wahidin…Wahidin…Wahidin…”
Ada lagi cowok yang bilang, “Kiri…!”
Tinggallah seorang diri Tukiman ∂ί dalam bus sebagai penumpang, yang dalam hatinya ngedumel dan lama-lama jengkel juga dia.
Lalu dicoleklah si kernet, sambil dengan logat kental maduranya dan dengan nada marah Tukiman bilang, “Korang ajjar sampiyan… Daari tadi rang-orang sampiyan panggil… Lhaaa nama saya ndak sampiyan panggil-panggil..!! Ķalo begini caranya… Kaaapan saya toron…?!!!
Untung si kernet tanggap, dan tanya, “Siapa nama bapak?”
Setelah ∂ίberitau si kernet pun bilang, “Tukiman…Tukiman…Tukiman…”
Tukiman pun lega dan berkata, “Naaaah…beggiitu…!! Kirri…!”
Maka turunlah Tukiman ∂ί jalan tol.
Bagi yang menemukan Tukiman harap menghubungi keluarganya yang di Sumenep.
hahahaaaaaaaa
This entry was posted on 00.13
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
0 komentar:
Posting Komentar